Toren penting untuk menyimpan cadangan air bersih untuk keluarga. Terlebih, jika listrik mati dan pompa air tidak nyala. Atau terjadi krisis air saat kemarau panjang. Toren bisa menyimpan air disaat terjadi kelangkaan.
Jika anda belum punya tangki air dirumah. mungkin berencana untuk menyediakanya agar stok air dirumah aman meski PDAM terjadi gangguan, misalnya.
Biasanya, tangki ditaruh diatas menara atau dak. Dak atau menara harus kuat. Karena nantinya akan menjadi penyangga beban tangki yang terisi air.
Cara Membuat Menara Toren Air dengan Beton
Cara membuat menara toren air dari beton sama seperti membuat tiang pada umumnya. Hanya saja bahanya kali ini menggunakan cor beton sehingga lebih kokoh dan ukuranya berbeda dari tiang lainnya.
Untuk diketahui, biasanya tinggi menara toren air bisa sampai 2,7 meter. Maka, menara beton dibuat harus juga mengikuti ukuran tinggi standar menara toren pada umumnya.
Saat ini kebanyakan orang lebih suka menggunakan tiang atau menara dari besi dibanding menara toren beton. Hal ini karena tiang besi dinilai lebih praktis dan kokoh untuk menampung toren terisi air serta instalasinya mudah dan tak perlu waktu lama.
Sedangkan cara membuat menara toren air dengan beton memerlukan proses manual pengecoran tiang hingga membentuk menara. Ini memerlukan waktu yang tidak sebentar. Terlebih, harus menunggu cor beton kering.
Sebagai gantinya, anda bisa membuat dak beton untuk menaruh toren air. Cara ini banyak digunakan. Dak beton lebih kuat, hal ini agar bisa menampung bak terisi air.
Berikut cara membuat dak beton toren air.
1. Persiapan
Langkah pertama yaitu persiapan. Di tahap ini, Anda siapkan material yang dibutuhkan. Juga perlu menghitung dimensi dak yang akan dibuat.
Hitunglah berapa banyak rangka besi yang bakal dipakai dalam pembuatan cor beton. Usahakan jumlah rangka beton tak terlalu banyak. Supaya menara beton tidak terlalu terbebani bebanya sendiri.
Adapun perhitungan yang biasanya diterapkan untuk membuat dak toren air yakni untuk lantai tebalnya 12 cm. Dan bagian atapnya 8 cm. Pastikan bahwa anda memilih beton berkualitas. Umumnya dipakai untuk dak beton adalah beton B1 (struktural) dan beton non struktural (BO).
Dua kelas mutu beton ini komposisinya berbeda. Untuk kelas B1 terdiri dari campuran pasir, semen dan split. Sedangkan B0 komposisinya kerikil dan pasir.
2. Pencampuran material
Langkah selanjutnya, yaitu mencampur material. Setelah anda mengkalkulas dimensi dak serta siapkan semua bahan materialnya. Kini tinggal melakukan proses pencampuran material untuk dak.
Untuk pencampuran material bisa dengan menggunakan mesin maupun secara manual. Apapun metode yang dipakai, yabg penting hasil campuran harus hasilkan adukan homogen.
Adukan homogen dapat diketahui melalui cici cirinya yaitu diantaranya. Warna adukan nampak lebih merata, tak ada segregasi butiran material yang teepisah dan adukan tak terlalu kental atau terlalu encer, pas. Kalau adukan sudah seperti ciri ciri diatas, artinya anda tinggal melakukan proses pengecoran.
Jika adukan material sudah memenuhi kriteria di atas, Anda bisa langsung masuk dalam tahap selanjutnya, yaitu tahap pengecoran.
3. Pengecoran
Langkah terakhir membiammuat dak toren air dari beton yaitu proses pengecoran. Pastikan anda sudah membuat formwork (bekisting) sebelum memakai adukan material.
Bekisting adalag kolom cetakan sementara. Fungsinya untuk menahan beton ketika dituangkan dan coran belum mengering.
Anda juga harus melalukan proses pembesian. Yaitu membentuk struktur cor, caranya dengan tambahkan plat atau kolom. Usahakan proses pengecoran dilakukan pada waktu satu hari jadi.
Setelah anda selesai mengecor, kenudian siram beton memakai air perlahan lahan, tujuanya biar beton mengeras lebih baik. Setelah itu, tunggu prosesnya sekitar 2 minggu sampai beton mengeras maksimal. Setelah itu, permukaan dak dilapisi dengan cat yang tahan air.
Jika kamu juga ingin membuat saluran air atau drainase dengan menggunakan bahan beton, kamu bisa menggunakan uditch. Maka kamu harus mengetahui tentang daftar Harga uditch terbaru.